Minggu, 31 Januari 2010

Anugerah gusti Allah.

Sering kali aku berkata ketika orang memuji milikku,
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,bahwa mobilku hanya titipanNYA,
Bahwa rumahku hanya titipanNYA,bahwa hartaku hanya titipanNYA dan putraku juga titipanNYA
Tetapi.....
Mengapa aku tidak pernah bertanya mengapa Dia menitipkannya kepadaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini kepadaku?
Dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milikNYA ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat ketika titipan itu diminta kembali olehNYA?
Ketika diminta kembali kusebut sebagai musibah,kusebut sebagai ujian,kusebut sebagai petaka....kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,aku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,lebih banyak popularitas,....dan kutolak sakit ,kutolak kemiskinan seolah semua "DERITA" adalah hukuman bagiku,seolah keadilan dan kasihNYA harus berjalan seperti matematika....Aku rajin beribadah maka selayaknya derita menjauh dariku dan nikmat dunia kerap menghampiriku .
Kuperlakukan DIA seolah mitra dagang dan bukan kekasih,kuminta DIA membalas perlakuan baikku dan menolak keputusanNYA yang tidak sesuai keinginanku.

GUSTI,padahal tiap hari kuucapkan hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar