Jumat, 15 Januari 2010

Penyelam mutiara

Perjalanan hidup manusia bagaikan penyelam mutiara,dalam menjalankan tugasnya penyelam dibekali dgn tabung oksigen yg terpasang dipunggungnya.Pada saat ia menyelam niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya,tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut,ia mulai lupa pada apa yg harus dicarinya karena ternyata pemandangan didalam laut sangat mempesona hatinya....iapun terlupa akan tugas semula untuk mencari tiram mutiara .
Hingga suatu saat ,ia terkejut manakala disadarinya oksigen yg berada dipunggungnya tinggal sedikit lagi ...tak terbayang olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul kepermukaan tanpa membawa tiram mutiara,maka tergopoh-gopoh ia berusaha untuk mengumpulkan tiram mutiara seadanya namun karena oksigen dan kekuatan sdh hampir habis maka tiram mutiara yg dikumpulkan hanya sedikit ...lebih disesalinya lagi karena tergesa-gesa ia tidak sempat mengikat kantongnya dgn baik sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran disampingnya ,tiram mutiara yang yang dikumpulkan dgn susah payah tertumpah keluar.
Dipermukaan,majikannya telah menunggu...begitu dilihat isi kantong sipenyelam kosong keluarlah caci makinya kepada si penyelam....Dengan penuh rasa penyesalan sipenyelam berusaha meminta kesempatan sekali lagi namun sang majikan dengan tegas menolaknya.
Kisah diatas seperti perjalanan hidup manusia,tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia,tiram mutiara ibarat pahala yang harus kita kumpulkan selama didunia dan tiram mutiara yang tertumpah ibarat pahala yang sering berkurang karena kita lalai menjaganya....sedangkan keindahan didalam lautan laksana kenikmatan dunia yang selalu melenakan kita dan ketika kematian menghampiri kita ,kita mohon Allah menangguhkannya namun segalanya sudah berakhir...kesempatan hidup kembali tak pernah datang lagi.

QS Al Hadiid 20:" Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yg melalaikan,perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga -banggaan tentang banyaknya harta dan anak,seperti hujan yang tanam-tanamnya mengagumkan para petani...kmd tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kmd menjadi hancur....dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu".

Diambil dari buku "Sentuhan Kalbu" karangan Bpk Ir Permadi Alibasyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar